Eni asli Tegal ini sempat sehari tak berjualan, hanya bisa menangis di atas kasur kios warungnya, sekaligus menjadi tempat tinggalnya."Kemarin sempat sakit, karena kaget Satpol PP mengangkut dagangan. Saya mikirin, nangis enggak berhenti-berhenti, kata bapak (suami Eni) sudah jangan nangis ajah, nanti air matanya habis," kata Eni saat ditemui di warungnya. Eni menceritakan, saat itu baru selesai masak untuk menjajakan dagangannya, Tapi, petugas Satpol PP datang menggerebek warungnya, tanpa memberikan surat teguran atau peringatan, petugas langsung membungkus seluruh masakannya yang akan dijual untuk dibawa. "Masak dari pukul 10.00 WIB, selesai pukul 12.30 WIB. Warung juga pintunya ketutup rapat-rapat, jendela dikasih kain, menghormati yang lagi puasa," ujarnya. Peristiwa tesebut kini ramai diperbincangan oleh netizen yang kasihan melihat Saeni hanya bisa menangis dan meminta belas kasihan ketika dagangannya diangkut petugas Satpol PP. Akhirnya Para netizen langsung ramai membuat penggalangan dana untuk Saeni. Ide ini dipelopori akun Twitter @dwikaputra.
Dalam waktu singkat yaitu 36 jam setelah Dwika Putra seorang komika yang menggosongkan rekeningnya untuk penggalangan dana bagi Bu Eni sudah berhasil mengumpulkan Rp 265.534.758 hingga Ahad siang (12/6). Lebih jauh Eni menuturkan kepada reporter Jurnalislam, dirinya sudah mengetahui tulisan yang tertempel di kaca warungnya sudah ada sebelum Ramadhan tapi Ibu Eni tidak mengetahui isinya karena ia tak bisa membaca.
“Sebenarnya udah ada (Surat Edaran-red), saya tahu ada tulisan, tapi saya gak ngarti apa itu soalnya saya gak sekolah dulu. Saya terus terang gak bisa baca, buta huruf,” tutur Ibu Eni di warungnya. “Sekolah mah sekolah cuma enam bulan tapi karena gak dikasih uang jajan saya berhenti. Saya sudah bilang saya gak bisa baca, tapi tetap saja dangangan saya diangkut,"terang Ibu Eni. Ibu Eni juga mengaku tidak ada orang yang memberitahu isi Surat Edaran itu. Ia mengungkapkan, pada hari Rabu (8/6) itu ia baru mulai berjualan.
“Puasa kan hari Senen, hari Rebo itu saya baru siap-siap baru masak,jam 8, beres jam 12, setengah satu ditaruh disitu (etalase-red), baru layanin enam rebu perak, terus dateng itu Satpol PP,” ujarnya. "Padahal pintu warung semua sudah ditutup, jadi gak kelihatan warung buka. Pintu ya tertutup semua, udah,"Lanjut bu Eni sebagaimana di wawancara Selebrita pagi Trans7. Peristiwa yang dialami Ibu Eni menuai simpati dari netizen. Ibu Eni mengku mendapat bantuan dana dari beberapa pihak untuk mengganti kerugian yang ia alami pasca barang daganganya disita Satpol PP. Ibu Eni mendapat bantuan dana sejumlah Rp 1 juta dari Kompas dan Rp 10 juta dari ajudan Jokowi. “Iya itu untuk gantian uang modal katanya dari Kompas itu satu juta, terus setengah satu Pak Jokowi nyuruh ajudannya kesini ngasih sepuluh juta,” katanya. Ibu Saeni juga mengaku sakit setelah kejadian itu karena kaget, tiba - tiba didatangi Satpol PP. "Saya lihatnya 'ora kolu' (tidak tega) dagangan diangkut, Jadi saya tinggal pergi, dan sempat itu sakit panas dingin karena kaget mungkin,"jelas Ibu Eni.